Putri Bougenville
Karya Indriyana Adiesta Rakasiwi
“Ingin kurasakan indahnya duniamu, seluruh ciptaanmu, oh
tuhan… andai kau berikan satu hari untukku memandang, untuk bisa merasakan
indah ciptamu itu. Merasakan keindahan yang selalu bisa mereka rasakan. Indahnya
kilau mentari terbit, indahnya rintik hujan yang membasahi dunia, dan indahnya
melihat sosok tampan bagai pangeran yang mereka dambakan selama ini. Sedang aku
disini, aku yang terbiasa hidup dalam kegelapan dunia. Namun, aku menerima
karena aku tahu ada sejuta kebahagiaan yang sudah Kau rencanakan untukku kelak.
Terimakasih Tuhan, kuterima segala pemberianmu, segala anugrah yang aku
miliki.” Begitulah isi hati Afnita ketika ia bangun dari tidurnya. Tak ada doa
yang ia inginkan, hanya cukup dapat melihat dengan jelas dan terlepas dari
kegelapan mata dan dunia, untuknya itu sudah sangat lebih dari cukup.
Afnita Ayu Wardhani, gadis belia yang sudah hampir 17 tahun
menjalani hidupnya dengan kegelapan dunia. Tak satupun pernah ia lihat, bahkan
wajah orang tuanya sendiripun ia tak tahu. Perih memang, karena pasti ia sangat
merasa asing dengan orang-orang di sekitarnya, namun tak seburuk itu, karena
banyaakk sekali orang-orang yang tulus menyayanginya.
Ayu merupakan salah satu siswi dari SMU Tunas Harapan, ia
duduk di bangku kelas 11 dan ia sangat mencintai music. Suatu ketika, ada
seorang pemuda yang melintas di depan rumahnya, pemuda itu terkagum oleh paras
cantik Ayu, ia memanggil Ayu dan mencoba untuk mendekatinya, namun tak ada
jawaban dari Ayu. Pemuda itu berkata “sombong sekali wanita cantik itu” ujarnya
dan kemudian Ayu memanggil bibi Ramlah untuk membantunya berdiri dan segera
masuk ke kamarnya. “biii, tolong bii” ujar Ayu “iyaa non, tunggu sebentar”
jawab bibi. Ayu pun berdiri dengan bantuan tongkat itu dan dibantu oleh bibi
dan mereka segera masuk ke dalam rumah.
“yaampun, ternyata wanita cantik itu butaaaa” ujarnya “aduh
aku berdosa sekali sudah mengatakan hal yang tak sepantasnya itu. “ ujar
kembali lelaki itu. Pemuda itupun segera pergi dan meninggalkan rumah ayu.
Keesokan harinya, pemuda itu datang kembali dan melihat Nita sedang duduk di
teras rumahnya sambil meminum segelas teh hangat. Ia terlihat sangat cantik,
tak sedikit pun terlihat bahwa ia tidak bisa melihat. “wanita yang tegar,
sangat cantik dan menawan, sungguh hati yang mulia” ujar pemuda itu. Kemudian
dia mendekati gerbang rumah nita dan pemuda itu mulai bernyanyi.
Nita yang mendengar suara indah itu pun tersenyum, ia memang
suka music, dan ketika mendengar suara indah pemuda yang ia tak kenal itu, nita pun merasa tenang dan
nyaman. Pemuda itu melihat ekspresi nita yang memberikan tanggapan positif. Tak
lama kemudian, Nita memangil bibinya dan meminta tolong untuk mengajak pemuda
itu masuk sebentar ke dalam rumahnya, lalu bi Ramlah menghampiri pemuda itu,
“mas, si non ingin mas masuk dulu kedalam, mungkin karna dia senang mendengar
suara mas itu” ujar bibi “sebenarnya saya ingin sekali mbak, tapi saya ada
urusan lagi, sampaikan saja pada wanita cantik itu, bahwa saya akan datang
kembali kesini” ujar sang pemuda “ohiya mbak, boleh saya tahu nama wanita itu” Tanya
sang pemuda “namanya non Ayu mas” jawab bibi “baiklah terimakasih, saya permisi
dulu mbak” ujar pemuda itu kembali dan dia segera meninggalkan rumah Nita.
Bi Ramlah segera menghampiri Nita dan menyampaikan pesan dari
pemuda itu, setelah ia mengetahui bahwa pemuda itu akan datang lagi, Nita
terlihat sangat senang, entah mengapa ia begitu gembira dan bi Ramlah pun ikut
senang melihat keceriaan nita.
Keesokan paginya, Nita duduk santai diteras dengan segelas
teh hangat. Mencoba mencari datangnya sumber suara, menanti suara merdu itu
datang kembali. Tak lama, ternyata pemuda itu pun tiba, ia tersenyum melihat Nita
yang sangat terlihat sedang menantikan seseorang, tanpa basa-basi pemuda itu segera
mendekat ke gerbang rumah Nita. Ia memetikan senar-senar gitarnya dengan
perlahan dan mulai menyanyikan lagu yang sudah ia buat sendiri semalam. Nita
yang mendengar suara indah itu, segera berdiri dengan tongkatnya dan mulai
berjalan perlahan mendekati arah suara itu. Nita pun terhenti tepat di depan
gerbang dan ia tahu, saat ini dia sedang saling berhadapan dengan pemuda itu.
Nita tersenyum dan setelah pemuda itu selesai menyanyi, pemuda itu berkata.
“lagu yang indah untuk gadis cantik dan penuh pengorbanan menjalani hidupny”
ujar sang pemuda di dalam hati. “hai ayu, lagu tadi khusus untukmu, aku harap
kamu suka yaa” ujar sang pemuda “aku suka kok, suaramu indah, tak ada yang tak
suka dengan suaramu” ujar Nita “tapii, darimana kamu tau namaku Ayu??” tanyanya
“kemarin saat bibi mu menghampiriku, aku sempat menanyakan namamu” jawab sang
pemuda “bagaimana kalau kamu masuk dulu, kita berbincang sebentar dan mungkin
bisa bernyanyi bersama” pinta Ayu “wah boleh banget, yaudah ayuk” jawab sang
pemuda senang.
Mereka pun duduk di teras, pemuda itu membantu Ayu dan ia
duduk di depan Ayu, Nita pun memanggil bibinya untuk menyiapkan minum untuk
sang pemuda. Setelah bibi kembali dan
meletakan segelas teh hangat, nita bertanya “kamu sudah tahu namaku, sekarang
aku mau tau, siapa namamu??” Tanya Ayu manis “namaku Rizky” jawab pemuda itu
sambil menyambut tangan ayu yang ingin menggenggam tangan sang pemuda untuk
berkenalan. Pemuda itu bertanya lagu apa yang enak untuk dinyanyikan mereka
berdua, kemudian entah karna apa, mereka menjawab secara bersamaan, menjawab
dengan kompak. “sandy thema – kaulah yang ku sayang” Rizky pun segera memainkan
senar gitarnya dengan lihai, mereka pun mulai bernyanyi dengan indah dan merdu.
Tiga haripun berlalu, tiga hari yang mereka lewati bersama,
dengan kebahagiaan dan ketulusan keduanya, tiga hari dengan setiap pagi yang
indah untuk bernyanyi bersama, saling melengapi dan memahami. Mengartikan makna
kehidupan sesungguhnya, sungguh hari-hari indah yang mereka lewati bersama. Pagi
ini Rizky yang bernniat datang kembali kerumah nita, tak melihat nita yang
seperti biasa duduk manis diterasnya, ia mencoba memanggil nita dan tak ada
jawaban. Hanya si bibi yang keluar, kemudian Rizky bertanya apakah nita ada
dirumah atau tidak, namun sayang, ternyata nita tidak ada di rumah. “non ayu
sedang tidak dirumah mas, untuk 2 minggu kedepan si non tidak ada dirumah, ia
sedang ada urusan” ujar sang bibi dan Rizky pun segera pamit dan berterimakasih
atas informasinya. “2minggu?? Sungguh waktu yang tak sebentar. Kemana ya ayu??”
ujarnya bertanya-tanya.
Satu minggu sudah berlalu, satu minggu yang penuh kesepian,
Reno sahabat Rizky yang melihat kemurungannya itupun agak cemas dengan Rizky,
akhirnya Reno mengajak Rizky kesebuah café di bilangan kemang, Jakarta.
Kebetulan memang band mereka ada tawaran untuk mengisi acara di café itu.
Akhirnya Rizky menerima, dan berharap dia bisa bertemu ayu malam nanti. Harapan
kecil yang ia inginkan untuk saat ini. Malam pun tiba, tepat pukul 19.00 rizky
dan kawan-kawannya sudah sampai di cefe tersebut. Mereka sudah bersiap-siap
karena mereka akan bernyanyi sebagai openingnya. Semua sudah siap, rizky pun
yang terlihat lemas, tetap mengganggap dirinya kuat. Acara dimulai, band mereka
mulai menyanyikan satu buah lagu. Dan dilanjutkan dengan lagu kedua, setelah
selesai mereka segera menuju ke loby untuk segera kembali pulang karena hari
sudah malam. Tiba-tiba di parkiran, ada 2 orang suami istri yang memanggil
mereka “hai kalian, anakmuda” panggil lelaki itu dan disampingnya ada seorang
wanita yang mereka yakini bahwa itu istrinya. Mereka pun menghampiri kedua
orang tersebut dan bertanya “ada apa yaa pak?” Tanya Reno “hhmm kami mau
mengundang kalian di acara putri kami yang ke 17. Acaranya dua minggu lagi. Apa
kalian bersedia?” ujar sang lelaki itu. Mereka saling memandang dan akhirnya
Rizky berkata “iya pak kami bersedia, bapak silahkan saja berikan kami alamat
dimana acara itu akan dilaksanakan dan pukul berapa kami harus datang, kami
pasti datang” ujar Rizky sopan “baiklah ini kartu undangannya, acaranya dimulai
puku 19.00 dan kalian bisa datang pukul 19.30” jelas pria itu “baiklah pak,
kalau begitu kami permisi dullu” ujar Reno dan kedua orang tua itupun
meng-iya-kan dan mereka segera meninggalkan tempat parkir itu.
Satu minggu berlalu, ini artinya sudah 2 minggu Rizky tidak
bertemu dengan Ayu. Tiba-tiba dia ingat perkataan bibi kalau Ayu ada urusan
untuk 2 minggu kedepan. Dan berarti sekarang ia sudah ada dirumah. Yaaa pasti
sudah. Rizky pun dengan semangat segera bersiap menuju rumah ayu. Sesampainya
disana, ternyata masih sama seperti hari-hari kemarin. Ayu tetap tidak ada di
rumahnya, dan ternyata bukan hanya Ayu tetapi juga bibi yang biasa membantu
ayu. “Atau jangan-jangan dia pindah rumah yaa??” Tanya rizky pada dirinya
sendiri. Ia lalu mencoba bertanya kepada seorang satpam yang hendak mengecek
sekeliling komplek, dan ternyata benar Ayu dan keluarganya memang sudah pindah
sejak 2 hari yang lalu. Hatinya hancur, fikirannya tak menentu, entah mengapa
dia begitu kecewa. Lalu Rizky membuka tasnya dan melihat sebuah undangan yang
diberikan dari dua orang tua yang bertemu dengan mereka seusai mereka tempil di
café itu, ia melihat nama sang gadis yang akan merayakan ulang tahunnya itu.
“Afnita Ayu Wardhani. andai ini adalah kamu yu, tapi itu pasti mustahil. Tapi
aku tetap akan selalu menyimpan harapan-harapan kecil untuk bisa kembali
melihatmu dengan senyum manis dan mendengar suara merdumu itu.” Ujar Rizky
sambil tersenyum. Lalu Rizky pun segera meninggalkan rumah nita dan kembali
kerumahnya.
Keesokan harinya, Reno dan
teman-teman band lainnya datang kerumah Rizky, sesampainya di rumah Rizky
mereka mendapati Rizky yang sedang duduk menatap tajam jam dinding sambil
memainkan senar gitarnya. Di petiknya senar-senar itu dengan lihainya dan ia
hanya terpaku dengan dentuman jam dinding dan petikan senar gitarnya. Reno
segera berdiri tepat di depan Rizky, “ayolahh Ky, mau sampai kapan?? Dia
mungkin udah mendapatkan kebahagiaannya. Masa karna masalah kaya gini, kita
semua hancur jugaa??” ujar Reno. Rizky langsung menoleh dan bertanya mau apa
mereka datang kerumahnya, dan mereka semua menjawab bahwa mereka ingin mencoba
menghiburnya. Rizky terdiam. Dia berfikir sejenak, dan ia menatap tajam mata
Reno. Lalu tersenyum. “kapan acara ulangtahun itu??” Tanya Rizky “tiga hari
lagi ky” jawab Vincent salah satu personel bandnya. “okee kita latihan untuk
persiapan di acara itu.” Ujar Rizky dan segera menuju ke ruang music yang ada
di lantai 2 rumahnya itu dan teman-temannya terdiam sejenak, lalu tersenyum.
Mereka pun segera mengikuti Rizky dan mereka segera berlatih bersama.
Dengan waktu bersamaan, di tempat
yang berbeda, yaa memang sangat berbeda, Nita… yaa nita, ia sedang terbaring di
sebuah ruangan di rumah sakit. Ia tertidur pulas dalam ruangan itu, kedua orang
tuanya berdiri disamping nita dan tersenyum kecil melihat putri cantiknya itu
sedang tidur dengan pulasnya.
Melihat kedua keadaan ini, memang
terlihat sangat berbeda, rizky untuk membangun hidupnya kembali, terlepas dari
baying-bayang Ayu yang pernah ia dambakan sebagai gadis manis dengan hati mulia
bagai malaikat. Dan Nita yang berjuang dalam ruangan asing di sebuh rumah
sakit. Gadis cantik nan manis ini memang sudah terbiasa dengan kegelapan dunia,
namun akankah ia bisa mewujudkan mimpinya untuk bisa melihat indahnya duniaa??
Dan itu semua sudah diatur oleh sang pencipta. Karena memang semua ini adalah
jalan yang harus mereka lewati.
Tiga hari sudah berlalu, acara
ulangtahun yang harus Rizky dan kawan-kawannya kunjungi sebagai pengisi
acarapun sudah tiba saatnya, semua lagu yang mereka siapkan special untuk acara
si gadis belia itu pun sudah benar-benar siap. Rizky dan kawan-kawannya sudah
mempersiapkan dengan, matang dan ingin menampilkan yang terbaik di hari
istimewa sang gadis ini. Tepat pukul 19.00 mereka menuju ke sebuah rumah tempat
acara tersebut dilaksanakan. Setelah sampai mereka sudah ditunggu oleh seorang
satpam ruma itu, ternyata semua memang sudah disusun rapi, sungguh acara yang
sangat meriah. Mereka lansung diantar ke ruangan untuk mereka mengganti pakaian
atau berlatih sebentar. Tepat pukul 19.30, disinilah puncak acaranya akan
dilaksanakan. Mereka diantar oleh satpam tadi ke sebuah panggung sederhana yang
sudah disiapkan, mereka melihat sosok wanita cantik diujung sana dengan
menggunakan gaun cantik nan indah, rizky dan reno saling memandang, mereka
yakin itulah gadis yang merayakan ulang tahunnya. Mereka segera menyakikan
sebuah lagu yang pernah rizky nyanyikan khusus untuk ayu, dan kali ini khusus
untuk sang putri cantik di ujung sana.
Setelah selesai bernyanyi, Rizky
sempat terdiam karna mencoba mencari gadis yang berulangtahun itu, namun ia
sudah tidak ada di sana, yang ada hanya kue ulangtahunnya dan kedua orang
tuanya yang mengundang mereka tampil. Tiba-tiba suara merdu terdengar, rizky
merasa mengenali suara itu, dan ternyata ketika ia menoleh kebelakang, ia
menyadari kalau gadis cantik itu adalah ayu yang selama ini di nantikannya
semenjak merek berpisah. Mereka pun menyanyikan lagu itu bersama, lagu indah
dengan suara yang indah dan orang yang indah pula.
Seusai menyanyikan lagu itu bersama,
mereka saling memandang dan tak mampu mengungkapkan kata-kata, sungguh rizky
tersenyum lebar dengan melihat ayu yang selama ini ia cari. Dan sekrang ia
bertemu dengannya dalam keadaan wanita sempurna. Gadis belia, cantik, nan lugu
yang dulu masih dalam keadaan terbelenggu dengan gelapnya dunia, sekarang
menjadi gadis cantik yang sempurna dengan mata indah yang bersinar dan masih
dengan keramahan dan ketulusan hatinya yang sama seperti dahulu. Setelah lama
terdiam, mereka pun mulai berbincang. “apa benar kamu rizky yang selalu
menemaniku dikala aku masih hidup dengan kegelapan mataku dulu??” Tanya ayu
tersenyum
“iyaa yu,
ini aku, Rizky yang selama ini menantikan kabarmu, yang tiba-tiba saja
menghilang. Iyaa yu aku rizky yang selalu bernyanyi deganmu di pagi hari” jelas
Rizky. Mereka saling tersenyum dan nita membawa Rizky dan teman-temannya itu
turun dari panggung. Sudah waktunya untuk merayakan hari jadinya yang ke 17,
setelah menium lilin, kue pun dipotong dan potongan pertama itu ia berikan
kepada kedua orang tuanya, lalu potongan keduanya ia berikan kepada Rizky.
Mereka saling memandang dan tersenyum,
sungguh tak pernah terfikirkan bahwa mereka akan kembali bertemu, “memang cinta
adalah cerita yang tak pernah tuntas. bagai samudra yang tak bertepi, namun
memiliki kedalaman yang penuh keindahan dan misteri. Menyelami samudra cinta
mungkin adalah jawaban yang sesungguhnya kita cari dengan Bougenville sebagai
saksi, dimana mereka dapat hidup justru di tanah yang tidak subur dan tumbuh
dengan indah bersama kilau warna-warni cerianya” nita menuliskan kalimat
tersebut di sebuah kertas dan memberikannya kepada Rizky dan rizky pun
tersenyum dan menatap tajam mata ayu.
“dan kau,
seraya putri bougenville yang menjalani kehidupan pahitmu yang lalu. Kau
memang Nampak seperti bougenville, dapat
bertahan dengan kondisi dan situasi yang sangat berbeda dengan wanita lainnya. Sungguh
putri bougenville yang sangat ku dambakan, hati tulusmu, senyum manismu, dan
kilau indah sinar matamu membuatku benar-benar merasa memiliki sosok wanita
sempurna. Dan kesempurnaamu kau dapatkan setelah sekian lama kamu berada dalam
dunia kegeelapan dahulu.”